,

Indeks Kanal

Speech Delay pada Anak: Tanda, Penyebab, dan Cara Menstimulasi di Rumah

April 25, 2025 Last Updated 2025-04-25T16:18:48Z

Ibu membantu anak speech delay dengan stimulasi bicara di rumah

Speech delay atau keterlambatan bicara merupakan salah satu bentuk gangguan perkembangan bahasa yang sering terjadi pada anak-anak, khususnya di usia prasekolah. Meskipun setiap anak memiliki kecepatan perkembangan yang berbeda-beda, keterlambatan bicara tetap perlu diwaspadai oleh orang tua. Mengapa demikian? Karena keterlambatan bicara yang tidak ditangani sejak dini bisa berdampak pada kemampuan sosial, emosional, dan akademis anak di masa depan.

Apa Itu Speech Delay?

Speech delay adalah kondisi ketika anak belum mampu mengembangkan kemampuan berbicara sesuai dengan tahapan perkembangan usianya. Kondisi ini berbeda dari gangguan bicara permanen karena speech delay masih dapat diatasi dengan intervensi dan stimulasi yang tepat.

Menurut Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI), meskipun belum ada data resmi mengenai prevalensi speech delay di Indonesia, diperkirakan sekitar 5–8 persen anak usia prasekolah mengalami keterlambatan bicara dan bahasa. Artinya, sekitar 5 hingga 8 dari 100 anak prasekolah memiliki masalah dalam perkembangan komunikasi verbalnya.

Tanda-tanda Anak Mengalami Speech Delay

Sebagai orang tua, penting untuk mengenali ciri-ciri speech delay sejak dini. Mengutip dari laman KidsHealth, berikut ini adalah tanda-tanda keterlambatan bicara pada anak berdasarkan usia:

  • Usia 12 bulan: Tidak menggunakan gerakan tubuh seperti menunjuk, melambaikan tangan, atau gestur lainnya untuk berkomunikasi.
  • Usia 18 bulan: Lebih sering menggunakan gerakan daripada suara untuk menyampaikan keinginannya, serta kesulitan meniru suara.
  • Usia 2 tahun:
    • Hanya bisa meniru suara atau tindakan tanpa berbicara secara spontan.
    • Mengucapkan beberapa kata secara berulang-ulang.
    • Tidak dapat menggunakan bahasa lisan untuk komunikasi yang lebih kompleks.
    • Tidak mampu mengikuti instruksi sederhana.
    • Memiliki nada suara yang tidak biasa (seperti terlalu serak atau sengau).

Apakah Speech Delay Bisa Sembuh Sendiri?

Banyak orang tua bertanya, "Apakah anak dengan speech delay bisa sembuh tanpa bantuan profesional?" Jawabannya adalah tidak bisa sembuh sendiri, Bunda.

Menurut dr. Hans Natanael, Sp.A, BCCS, CIMI, CBATR, C.HydroT, apabila orang tua mulai melihat tanda-tanda speech delay pada anak, sebaiknya segera konsultasikan dengan dokter spesialis anak. Pada tahap awal, dokter akan melakukan skrining untuk menilai perkembangan bicara dan bahasa anak.

Jika diperlukan, anak akan dirujuk ke dokter spesialis tumbuh kembang anak untuk diagnosis lebih lanjut. Dalam beberapa kasus, anak juga dapat dirujuk ke dokter spesialis kedokteran fisik dan rehabilitasi untuk menjalani terapi wicara atau fisioterapi sebagai bagian dari proses pemulihan.

Dampak Speech Delay Jika Tidak Ditangani

Keterlambatan bicara bukanlah masalah sepele. Menurut IDAI, gangguan bicara dan bahasa tidak serta-merta hilang seiring bertambahnya usia atau saat anak mulai masuk sekolah. Bahkan, sekitar 72 persen anak yang teridentifikasi mengalami speech delay pada usia 5 tahun, masih menunjukkan gangguan bahasa saat berusia 12 tahun.

Penelitian lebih lanjut juga menunjukkan bahwa remaja yang memiliki riwayat speech delay—yang dalam dunia medis dikenal sebagai specific language impairment (SLI)—tetap mengalami kesulitan dalam komunikasi hingga usia 19 tahun. Hal ini menegaskan pentingnya deteksi dan penanganan sejak dini.

Mengutip dari laman resmi Kementerian Kesehatan Republik Indonesia, anak-anak yang mengalami speech delay berisiko menghadapi tantangan dalam hubungan sosial dan prestasi akademik. Tanpa intervensi, hambatan komunikasi ini dapat menurunkan rasa percaya diri anak dan menghambat kemampuan mereka dalam bersosialisasi.

Pentingnya Intervensi Dini untuk Anak dengan Speech Delay

Intervensi dini sangat krusial dalam membantu anak mengatasi keterlambatan bicara. Dengan stimulasi yang tepat dan dukungan dari lingkungan sekitar, anak-anak dengan speech delay memiliki peluang besar untuk mengejar ketertinggalan mereka dalam aspek bahasa dan komunikasi.

Peran orang tua, pendidik, serta pengasuh sangat penting dalam memberikan dukungan ini. Lingkungan yang positif, penuh kasih sayang, dan stimulatif akan sangat membantu anak dalam mempelajari keterampilan berbahasa.

Cara Menstimulasi Anak dengan Speech Delay di Rumah

Orang tua bisa melakukan berbagai cara stimulasi sederhana di rumah untuk membantu perkembangan bahasa anak. Berikut ini beberapa metode stimulasi yang direkomendasikan oleh ahli, dan dilansir dari Healthline:

  1. Bicaralah secara langsung kepada anak, meskipun mereka belum bisa menjawab. Ceritakan aktivitas yang sedang dilakukan untuk memperkaya kosa kata anak.
  2. Gunakan gerakan tubuh saat berbicara, seperti menunjuk benda atau melambaikan tangan, untuk memperjelas makna kata.
  3. Ajak anak bermain sambil mengenal benda, warna, atau bagian tubuh. Aktivitas ini bisa dilakukan saat berjalan-jalan atau bermain di rumah.
  4. Bacakan buku cerita secara rutin. Tunjukkan gambar di buku dan bicarakan isi ceritanya bersama anak.
  5. Nyanyikan lagu anak-anak yang sederhana dan mudah diulang. Lagu membantu anak mengenal ritme dan pola bahasa.
  6. Tunjukkan perhatian penuh saat anak berusaha berbicara. Tatap mata mereka dan tunjukkan bahwa Anda mendengarkan dengan serius.
  7. Biarkan anak menjawab sendiri saat orang lain bertanya. Hindari menjawab atas nama anak.
  8. Berikan waktu bagi anak untuk merespons. Jangan terburu-buru; bersabarlah dan tunggu hingga mereka mencoba berbicara.
  9. Ulangi kata yang benar tanpa mengkritik. Jika anak salah menyebutkan kata, ulangi secara benar dalam konteks yang sama.
  10. Dorong anak untuk bermain dengan teman sebaya yang memiliki kemampuan bahasa baik. Interaksi sosial sangat membantu perkembangan bicara.
  11. Ajukan pertanyaan terbuka, bukan hanya ya/tidak. Misalnya: "Kamu mau makan apa hari ini?" atau "Mainan mana yang paling kamu suka?"

Kapan Harus ke Dokter?

Jika anak Anda menunjukkan gejala speech delay, jangan menunggu terlalu lama. Segera bawa ke dokter jika:

  • Anak belum mengucapkan satu kata pun saat usia 18 bulan.
  • Tidak mampu merangkai dua kata pada usia 2 tahun.
  • Sulit mengikuti instruksi sederhana.
  • Tampak frustrasi karena tidak bisa mengungkapkan apa yang diinginkan.
  • Sering mengalami tantrum karena tidak dipahami.

Semakin cepat intervensi dilakukan, semakin besar peluang anak untuk tumbuh dengan kemampuan komunikasi yang optimal.

Kesimpulan

Speech delay atau keterlambatan bicara adalah masalah perkembangan yang umum namun tidak boleh dianggap sepele. Anak yang mengalami kondisi ini membutuhkan perhatian dan stimulasi yang tepat dari lingkungan sekitarnya. Orang tua memiliki peran kunci dalam membantu anak mengembangkan kemampuan bahasa, baik melalui komunikasi sehari-hari maupun konsultasi dengan tenaga profesional.

Ingat, Bunda, anak dengan speech delay tidak bisa sembuh sendiri. Dengan deteksi dini, terapi yang sesuai, serta stimulasi konsisten di rumah, anak dapat mengejar keterlambatan dan berkembang secara optimal.

 

TUTUP IKLAN
Iklan Kiri
TUTUP IKLAN
Iklan Kanan