nJVfz3YeikVUuh7csIfBjUqWfKef84NOAQTmthpP
Bookmark

Cara Mengatasi Depresi Pasca Melahirkan

Wanita Dengan Tank Top Abu Abu Saat Duduk Di Ranjang

Salah satu masalah yang kerap dihadapi setelah melahirkan buah hati adalah adanya ketidakseimbangan hormon yang dapat menyebabkan postpartum depression. Walaupun sering dianggap remeh, akan tetapi sangat penting untuk mengetahui cara mengatasi terjadinya depresi pasca melahirkan dalam ulasan berikut.

Depresi pasca melahirkan, jangan dianggap  sepele ya , Bunda!

Sering menangis secara tiba-tiba tanpa ada sebab setelah melahirkan, merasa bentuk tubuh yang sudah tidak seperti dulu, bahkan rasa kelelahan ketika mengurus si kecil atau  minimnya dukungan dari lingkungan sekitar ternyata  mempunyai pengaruh yang besar terhadap psikis seorang Ibu. Sehingga Ibu akan sangat mudah mengalami depresi pasca melahirkan.

Mengutip dari Medical News Today setidaknya ada 1 dari 7 wanita di Amerika Serikat yang mengalami depresi pasca melahirkan. Bahkan terdapat 1 dari 5 orang wanita yang lebih cenderung menyepelekan tanda-tanda depresi tersebut.

Rata-rata dari mereka sering menganggap bahwa depresi pasca melahirkan adalah suatu hal yang tabu. Seperti halnya baby blues, depresi pasca melahirkan akan hilang dengan sendirinya apabila dilakukan treatment yang tepat. Apabila terus diabaikan, maka kondisi ini akan dapat mempengaruhi kondisi psikis Ibu dan juga bayi yang bisa memperparah keadaan. Padahal depresi pasca melahirkan merupakan gangguan psikologis yang bisa diobati.

Cara yang paling efektif untuk mendiagnosis dan mengobati depresi pasca melahirkan yaitu dengan mengunjungi dokter. Dokter akan dapat mengevaluasi gejala yang ditimbulkan dan menyusun rencana perawatan yang terbaik untuk Ibu. Biasanya Ibu akan diberikan perawatan berupa terapi oleh psikolog dan juga obat-obatan seperti psikoterapi, antidepresan, ataupun kombinasi keduanya.

Cara mengatasi depresi pasca melahirkan

Melansir Healthline berikut ini adalah cara mengatasi depresi pasca melahirkan yang bisa kamu terapkan:

1.    Rajin berolahraga

Olahraga akan dapat meningkatkan hormon kebahagiaan atau oksitosin yang berfungsi sebagai obat anti depresi secara alami bagi Ibu yang memiliki gejala depresi pasca melahirkan. Olahraga yang dilakukan setelah melahirkan tidak perlu terlalu berat ya Bunda.

Mengutip dari riset yang berjudul Mental Health and Physical Activity cukup melakukan olahraga yang ringan seperti jalan santai setiap pagi sambil menghirup udara segar bersama si kecil. Melakukan jalan santai sudah terbukti bisa menurunkan tingkat depresi Ibu dan juga mampu meningkatkan hormon oksitosin. Olahraga ini dapat dilakukan secara rutin selama 10 menit setiap hari.

2.    Atur pola diet sehat

Mengonsumsi makanan sehat saja belum cukup untuk mengatasi depresi pasca melahirkan ya Bunda. Lebih baik jadikan mengonsumsi makanan sebagai salah satu kebiasaan dalam menerapkan pola diet sehat.

Mengonsumsi makanan yang mengandung nutrisi yang tepat setelah melahirkan akan dapat membantu dalam meningkatkan mood Ibu jadi lebih baik. Selain itu, melakukan diet sehat juga dapat membantu untuk meningkatkan produksi ASI yang dibutuhkan oleh si kecil. Pola diet sehat yang dilakukan setiap hari akan menjadi kebiasaan yang baik demi mencegah depresi pasca melahirkan.

3.    Sediakan waktu untuk me time

Minimnya perhatian pada diri sendiri dapat meningkatkan kemungkinan mengalami depresi pasca melahirkan lho! Jadi ketika merasa ada tanda gangguan psikologis, sebaiknya  segera sediakan waktu untuk me time.

Meminta bantuan pada suami ataupun orang terdekat untuk dititipkan si kecil saat Ibu sedang me time. Hal ini juga merupakan salah satu bagian dukungan dari keluarga demi mencegah Ibu mengalami gangguan psikologis.

Pergunakan waktu me time walaupun hanya sekadar nonton film di kamar, mendengarkan musik ataupun menuntaskan waktu tidur yang tersita pada saat malam hari. Kamu juga bisa membuat jadwal waktu me time sesuai dengan kesepakatan dengan pasangan ya Bunda.

4.    Gunakan waktu sebaik-baiknya untuk istirahat

Misalnya saja pada waktu si kecil sedang tidur siang, usahakan agar Ibu juga ikut beristirahat. Walaupun masih banyak pekerjaan rumah yang belum terselesaikan.

Namun, sangat perlu untuk diketahui bahwa pekerjaan rumah tidak akan ada habisnya jika terus dipikirkan ya Bunda. Kalau sudah merasa tidak sanggup untuk melakukan pekerjaan rumah, alangkah baiknya meminta bantuan dari suami ataupun hire asisten rumah tangga. Akan tetapi yang terpenting, usahakan untuk tetap bisa memanfaatkan waktu istirahat dengan sebaik-baiknya ketika si kecil sedang tidur.

5.    Berikan ASI eksklusif pada si kecil

Menurut penelitian yang dilakukan pada tahun 2012 yang berjudul The Relationship Between Postpartum Depression and Breastfeeding menemukan bahwa pemberian ASI eksklusif kepada si kecil dapat menurunkan adanya risiko depresi pasca melahirkan. Dan setidaknya bisa untuk pencegahan selama 4 bulan pasca melahirkan.

Apalagi bila proses menyusui sangat dinikmati oleh Ibu dan si kecil. Dalam penelitian tersebut juga menunjukkan bahwa saat let down reflex saat menyusui berlangsung, maka hormon oksitosin meningkat sehingga akan berpotensi dapat mencegah terjadinya depresi pasca melahirkan.

6.    Hindari menutup diri dari lingkungan

Dalam sebuah penelitian yang diterbitkan oleh Canadian Journal of Psychiatry menunjukkan bahwa mengobrol serta menceritakan perasaan Ibu pada orang lain  dipercaya dapat membantu untuk menetralkan suasana hati. Para peneliti juga menemukan bahwa para Ibu yang baru melahirkan memiliki tingkat depresi yang lebih rendah setelah secara teratur ketika mampu berbagi pengalaman dengan orang lain.

Itulah salah satu manfaat dalam melakukan interaksi sosial bagi seorang Ibu pasca melahirkan. Jadi, cobalah untuk melakukan pembicaraan ringan dengan orang lain agar Ibu juga bisa mendapatkan dukungan .

Dan yang perlu diingat bahwa depresi pasca melahirkan dapat diatasi apabila Ibu juga mau bergerak untuk melawan gejolak batin yang sedang  dirasakan. Jangan pernah ragu untuk meminta bantuan orang di sekitar ataupun ahli medis apabila dibutuhkan ya Bunda. Hal ini semata-mata dilakukan agar depresi pasca melahirkan tidak berkembang menjadi gangguan psikologis setelah hormon Ibu sudah stabil.

Posting Komentar

Posting Komentar

* Please Don't Spam Here. All the Comments are Reviewed by Admin.